Hidupku di Sepanjang 2020

By Laili Muttamimah - December 31, 2020


Kalau ada yang tanya "Tahun apa yang rasanya cepet banget?", mungkin banyak orang akan menjawab "2020". Satu kata yang bisa saya ungkapin tentang tahun ini adalah 'luar biasa'. Bisa dibilang, 2020 adalah tahun paling menantang yang pernah saya alami, mungkin juga bagi teman-teman yang membaca postingan ini.

Merebaknya pandemi COVID-19 adalah bencana buat kita semua. Saya berhenti masuk kantor sejak Maret 2019 dan bekerja di rumah secara penuh hingga hari ini. Jujur, takut banget rasanya. Saya belum pernah merasa sehati-hati ini untuk urusan kesehatan dan kebersihan sebelumnya, ibaratnya mau pegang barang aja takut. Banyak teman-teman yang mungkin mengalami duka besar tahun ini--entah sudah berapa teman saya yang kehilangan orangtua mereka di tahun 2020, yang mana hal tersebut juga menjadi duka bagi saya. Namun, banyak pula yang mendapatkan kebahagiaan dalam membentuk keluarga baru, banyak teman saya yang menikah dan melahirkan di tahun ini. Sungguh, saya belum pernah mengalami jenis tahun seperti ini sebelumnya. Normal yang baru menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan kehidupan kita ke depannya.

Setiap akan mengawali tahun, saya selalu membuat resolusi yang ingin saya capai dalam sebuah tabel. Hari ini, saya baru saja membuka daftar tersebut setelah satu tahun penuh nggak pernah saya buka, dan saya cukup terkejut kalau justru ada banyak hal yang berhasil saya capai di tahun yang berat ini. Mungkin ini yang orang bilang "Every cloud has its silver lining". Selalu ada hal baik di balik musibah yang sedang kita alami. Mungkin ini adalah 'berkah' dari pandemi untuk saya.

Ada beberapa hal yang sangat saya syukuri dari kehidupan saya di tahun 2020 ini:

  1. Saya sangat bersyukur karena di tahun ini, keluarga saya masih diberikan kesehatan. Nggak ada hal lain yang penting bagi saya tahun ini selain mendapati diri dan keluarga saya sehat, itu sudah lebih dari cukup. Pandemi memang mengenaskan, tapi dari hal ini kita (atau saya pribadi) bisa belajar untuk memaknai sesuatu yang 'kecil', yang selama ini kita abaikan atau sepelekan. Bisa berkumpul dengan keluarga hingga hari ini menjadi nikmat Tuhan yang nggak akan bisa didustakan, Alhamdulillah...
  2. Pandemi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, hal ini karena situasi ekonomi sedang nggak menentu, jadi banyak bisnis juga yang harus gulung tikar. Saya bersyukur karena masih bisa bekerja penuh waktu dari rumah selama pandemi ini, meski proyek sepanjang tahun di kantor saya bisa dibilang 'menggila' dan saya harus bekerja lebih ekstra dari biasanya. Banyak proyek yang awalnya dibuat dalam format fisik, harus berubah jadi daring atau bahkan hybrid. Tentunya semua ini butuh transformasi yang cepat dalam hal adaptasi teknologi, saya jadi belajar banyak tentang tools atau aplikasi yang bisa digunakan untuk menjalankan proyek secara daring. Bekerja dari rumah juga bikin jam kerja jadi nggak menentu, karena banyak kolega yang bekerja lebih malam dibanding waktu kerja saya. Overtime saya tahun ini sampai 80 jam, untungnya saya tetap bisa ambil cuti akhir tahun. Di luar kerjaan yang menggila, jujur saya sangat menikmati kerja dari rumah. Saya merasa lebih produktif dan waktu saya nggak terbuang sia-sia di jalan seperti biasanya.
  3. Bulan Desember 2019, saya dan Ibnu meresmikan perusahaan kami yaitu Sanoebari, di bawah naungan PT Karya Cipta Sanubari. Sanoebari adalah agensi kreatif yang fokus membantu bisnis kecil dan lokal untuk tumbuh dalam hal komunikasi pemasaran. Kami bersyukur karena di tahun ini, kami bisa mengerjakan beberapa proyek dan mendapatkan proyek jangka panjang. Ini benar-benar nikmat Tuhan yang besar bagi kami, meski lagi-lagi saya harus bekerja ekstra, tapi kesempatan ini membuat saya bisa belajar banyak.
  4. Ada satu mimpi yang ingin sekali saya wujudkan sejak tahun 2016. Saya belum bisa berbagi tentang mimpi itu, tapi saya senang karena tahun ini saya memberanikan diri untuk mulai membuka jalan menuju mimpi itu. Buat saya, ini merupakan langkah yang cukup besar. Perjalanan masih sangat panjang, tapi saya bangga sama diri saya yang sudah berani mencoba sampai tahap ini.
  5. Berkah lainnya di tahun ini adalah novel kedua saya "Haru no Sora" dicetak ulang dengan versi sampul baru dan isi yang sudah diperbaharui. Saya sangat berterima kasih kepada editor dan penerbit saya atas kesempatan ini. Publikasi ulang "Haru no Sora" juga membawa saya pada kesempatan mengisi beberapa kelas seputar penulisan hingga siaran radio pertama saya di RRI Bengkulu.
  6. Hal lain yang paling saya soroti dari tahun ini adalah sesuai dengan foto saya di postingan ini: makin rajin olahraga! Hahaha. Sebagai orang yang dulunya males banget kalau disuruh olahraga, saya bersyukur banget akhirnya bisa nikmatin waktu berolahraga tahun ini karena pandemi. Saya rasa, banyak orang juga makin suka olahraga belakangan ini. Berawal dari para selebgram yang promosiin gerakan 10.000 langkah per hari di Instagram, saya jadi tertarik cobain juga. Sampai hari ini, saya masih rutin jalan pagi, karena buat saya olahraga yang satu ini nyaman banget! Nggak ada tekanan, santai, dan bisa nikmatin sekeliling juga. Selain itu, lumayan ampuh juga nurunin berat badan, hahaha. Saya juga masih suka ke gym walau nggak rutin, karena lagi nguragin aja intensitas ketemu orang banyak. Di sisi lain, senang juga karena banyak teman yang ketularan mau ikutan jalan pagi, jadi bisa sehat bareng-bareng!
  7. Di rumah aja selama sembilan bulan lamanya juga bikin saya nemu hobi baru yaitu bikin kue! Berawal dari iseng coba-coba resep di YouTube, lama-lama ketagihan juga. Tahun ini, ada banyak resep yang udah saya coba, walau 60%-nya bisa dibilang gagal, hahaha. Paling nggak, berani mencoba aja udah bagus. Buat saya bikin kue itu menenangkan, entah kenapa. Saya suka banget prosesnya, apalagi kalau kuenya udah jadi dan orang-orang suka, makin bahagia rasanya, hahaha.
  8. Memasuki penutup tahun, saya mendapat hadiah yang luar biasa: ide cerita saya akan dibuat film pendek oleh Hanung Bramantyo! Waktu itu, Mas Hanung membuka sayembara untuk memasukkan ide cerita film pendeknya bersama anak-anaknya, saya pun coba ikutan. Jujur, nggak pede banget awalnya mengingat pengalaman saya dalam dunia perfilman belum terlalu mumpuni, tapi Alhamdulillah... Allah kasih kesempatan lagi buat bergabung dalam proyek yang akan membuat saya banyak belajar.
  9. Meski intensitas bertemunya berkurang, saya bersyukur juga karena hubungan saya dengan teman-teman saya membaik tahun ini. Beberapa yang dulunya pernah pergi, sekarang sudah kembali lagi. Beberapa yang dulunya tinggal, sekarang pergi. Ya, begitulah siklus hubungan. Tapi, dari sini saya belajar bahwa kita nggak akan bisa selalu memikirkan semua orang dan memaksa mereka untuk bersama kita. Buat saya, memiliki mereka yang tetap berada di sisi saya sampai saat ini sudah lebih dari cukup. Tahun ini bisa dibilang tahun untuk 'Laili yang Cuek'. Saya udah jarang mikir berlebihan tentang sikap orang lain ke saya dan lebih menjalankan aja setiap hubungan seperti sebagaimana mestinya.
  10. Berkah terakhir (yang bisa saya tulis di sini, dari semua berkah yang sudah Allah berikan tentunya) selama pandemi adalah saya bisa mengenal diri sendiri lebih dalam. Banyak menghabiskan waktu di rumah menjadi momen bagi saya untuk merefleksi dan mengevaluasi diri saya. Ada banyak hal kecil yang kini lebih jauh saya nikmati daripada sebelumnya, bisa dibilang saya mulai 'menyederhanakan' banyak hal yang rumit, salah satunya adalah nggak bergantung pada ekspektasi dan standar sempurna orang lain. Tahun ini, saya mulai lebih fokus sama diri sendiri, apa yang saya mau dan butuh, tanpa banyak mikirin ucapan orang lain. Bisa dibilang, saya belum pernah jatuh cinta sebesar ini pada diri saya sebelumnya.

Jadi, seperti itulah kira-kira perjalanan hidup saya sepanjang 2020. Saya harap, teman-teman juga mendapatkan banyak berkah di balik kondisi yang berat ini, terutama berkah kesehatan. Semoga kita bisa berjumpa lagi tahun depan dan tahun-tahun berikutnya dengan raga yang sehat dan hati yang bahagia.

Terima kasih, 2020!

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar