Jika Pencapaian Gagal, Usaha Kita Sia-Sia?

By Laili Muttamimah - January 01, 2017


Beberapa waktu lalu, saya mengobrol dengan dua orang teman saya. Berawal dari topik yang santai, obrolan kami justru berlanjut menuju pembahasan yang cukup serius. Dimulai dari pertanyaan yang dilontarkan teman saya “Kalau apa yang kita inginkan nggak tercapai, apakah itu berarti usaha kita sia-sia?”. Dengan cepat, saya menjawab “nggak”, namun teman saya yang lain menjawab “sia-sia”. Jawaban yang kontra inilah yang pada akhirnya membuat topik kami berkembang. Saya membiarkan teman saya yang menjawab “sia-sia” itu menjelaskan alasannya lebih dulu.

Ia bercerita bahwa ia sempat mempunyai mimpi besar, yaitu menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Indonesia. Sejak dulu, ia selalu mendambakan diri bisa menjadi bagian dari kampus almamater kuning, sampai ia mengikuti banyak sekali bimbingan belajar dan tes masuk demi mencapai keinginannya. Namun, rezeki itu mungkin belum ada di tangannya, karena ia tidak lolos tes masuk dan mendaftar di universitas swasta yang sama dengan saya. Ia nyaris depresi, itu mengapa kuliahnya di tempat yang sekarang cenderung terbengkalai. Ia bahkan merelakan tahun pertama kuliahnya untuk belajar kembali demi mengikuti tes masuk UI, namun akhirnya gagal lagi. Ia berpikir bahwa tempatnya sekarang bukanlah tempat yang ia inginkan, ia merasa tidak puas. Prinsipnya, jika ia masuk UI, ia akan mencari link lebih banyak, namun jika di universitas swasta, ia tidak akan mendapatkan link yang banyak itu. Padahal, menurut saya, link bisa didapatkan dari mana saja, tergantung bagaimana kita memperluas pergaulan. Namun ia bersikeras bahwa universitas negeri pasti selalu membawa kesuksesan karena link yang ada. Itu mengapa, ia merasa usahanya belajar selama ini sia-sia, dan waktu yang ia habiskan selama 4 tahun di universitas swasta ini pun nantinya akan sia-sia karena semua ini bukanlah yang ia inginkan.

Bagi saya, setiap usaha yang dikerahkan seseorang, walaupun itu tidak membuahkan hasil, tentunya ada hikmah atau pelajaran yang bisa diambil. Jika orang tersebut merasa usahanya sia-sia, saya rasa they just take it for granted. Maksud saya, ada banyak hal yang bisa dilihat secara luas dari sebuah kegagalan. Kita mugkin kecewa dan frustrasi, tapi bukan berarti hidup kita akan berakhir hanya karena kita tidak berada di tempat yang kita inginkan. Dulu, saya juga menjadi salah satu orang yang sangat berambisi untuk mencicipi bangku di universitas negeri. Namun, setelah mengikuti banyak bimbingan belajar, les privat, sampai nyaris 10 tes masuk, tidak satu pun nama saya terselip di antara daftar nama yang lolos. Saya sedih, tentu saja. Tapi, apakah selanjutnya saya hanya menyesali hal tersebut dan menyia-nyiakan masa kuliah saya (meski itu bukan di tempat yang saya inginkan)? 

Saya berpikir bahwa setiap orang memiliki kesempatan masing-masing, dan Tuhan memberikan hadiah tersebut dengan cara di luar nalar kita. Masih ada banyak waktu yang bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan, kenapa harus kita lalaikan? Bahkan ada rezeki lain yang kita dapatkan di balik hal-hal yang awalnya kita anggap tidak menyenangkan. Contohnya, jika saat ini saya menjadi mahasiswi di UI misalnya, belum tentu saya bisa mendapatkan IPK magna cum laude, belum tentu saya bisa ikut volunteering bersama Goethe Institut ke daerah-daerah di Indonesia, dan belum tentu saya bisa mengembangkan potensi saya di bidang penulisan lebih luas. Mungkin, ketika saya menjadi mahasiswi di UI, saya akan mendapat rezeki lain yang sama bagusnya atau bahkan lebih. Tapi, saat ini, saya benar-benar mensyukuri kesempatan yang diberikan Tuhan kepada saya. Pengalaman saya bertambah, dan saya tidak merasa segalanya sia-sia.

Semua tergantung bagaimana kita memaknai sebuah kegagalan, dan bagaimana kita berusaha bangkit dari kegagalan itu. Jika kita menganggap setiap pencapaian yang gagal mengartikan usaha yang sia-sia, apakah perjuangan B.J Habibie yang ingin membuka perusahaan Dirgantara di Indonesia (sampai akhirnya ditutup saat ini) adalah sebuah kesia-siaan? Coba pikirkan lagi.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar