Merindukan Buku-Buku di Sisi Tempat Tidur

By Laili Muttamimah - January 10, 2018

 Saya lupa kapan terakhir kali saya menikmati waktu membaca. Mungkin tahun 2016 lalu, ketika saya benar-benar menamatkan buku yang saya baca, bahkan membaca ulang buku-buku yang sudah saya selesaikan sebelumnya. Sedih rasanya ketika saya ingat sudah lama sekali saya nggak bisa menikmati waktu membaca seperti dulu. Entah kenapa, sejak tahun 2017, saya nggak pernah menyelesaikan buku yang saya baca, padahal saya tahu buku itu bagus dan sesuai dengan genre saya.

Saya lebih banyak membaca novel ketimbang non fiksi. Biasanya, buku-buku non fiksi yang saya baca hanya seputar PR atau pengembangan diri. Kalau novel, hampir semua yang berbau romance dan young adult pasti berhasil bikin saya tertarik. Tapi, saya sadar, minat saya dalam membaca sangat menurun setahun terakhir ini. Kenyataan ini bikin saya kecewa sama diri sendiri, kenapa sekarang saya nggak bisa konsisten dalam membaca? Padahal, membaca adalah hobi yang (dulu) paling sering saya tekuni. 

Sejak setahun terakhir, saya merasa kurang mempunyai waktu istirahat karena banyaknya tugas dan kegiatan organisasi yang harus saya jalani. Alhasil, hari demi hari rasanya berjalan cepat, dan saya nggak sadar kalau tahun lalu, saya hanya menyelesaikan satu novel; Sophismata karya Alanda Kariza. Saya menyadari ini ketika mengintip akun Goodreads saya dan melihat update saya terakhir kali. Sejak itu, saya nggak pernah memperbaharui koleksi buku saya, karena saya memang belum benar-benar menamatkannya. 

Kenyataan ini seperti pukulan buat saya. Bayangkan saja, dulu saya nggak pernah bisa tidur sebelum membaca minimal satu halaman. Itu kenapa, saya hobi menumpukkan buku-buku di sisi tempat tidur, supaya saya bisa membaca sebelum tidur. Kebiasaan ini sampai bikin saya diomelin orangtua saya, karena saya sering membaca sambil tiduran hingga kacamata saya minus tiga dan silinder dua sekarang. Dulu, menyelesaikan satu novel hanya butuh waktu paling lama satu minggu. Sekarang? Setiap buku yang saya baca selalu berhenti di tengah jalan. Bukan karena tulisannya nggak bagus, tapi saya seolah kehilangan fokus untuk menyelesaikannya. 

Memang, sejak setahun terakhir, kegiatan yang saya ikuti sedang gila-gilanya. Belum lagi, saya mengambil skripsi tahun kemarin, alhasil saya sangat memprioritaskan skripsi saya sampai-sampai mengenyampingkan bacaan-bacaan fiksi. Setiap ke toko buku, saya selalu tergugah untuk membeli dan minimal membawa pulang satu buku. Tapi, begitu sampai di rumah, saya bahkan nggak menyentuhnya. Itu kenapa, saya sangat menahan diri untuk nggak beli buku-buku baru saat ini, karena buku-buku yang saya beli sebelumnya saja masih teronggok di rak. Saya nggak tahu apa yang salah, intinya saya seperti harus beradaptasi kembali dengan kebiasaan membaca saya.

Tahun lalu, sama sekali tidak ada buku di sisi tempat tidur saya. Padahal, saat itu saya sedang menggarap novel ketiga, tapi saya lebih banyak membaca buku elektronik. Tahun ini, kegiatan saya berkurang, karena saya sudah menyelesaikan skripsi saya. Barulah saya menyadari, betapa kosongnya sisi tempat tidur saya, sampai akhirnya saya mencoba 'memulai kembali' hobi saya itu dengan membaca ulang buku-buku yang saya suka. Meskipun saya sudah tahu alur ceritanya, setidaknya buku-buku itu bisa memancing saya untuk kembali membaca.

Saya iri dengan mereka yang bisa konsisten membaca, apalagi sampai meresensi bacaan mereka dengan lengkap di Goodreads, blog pribadi, atau media cetak. Saya ingin menemukan kenyamanan itu lagi, karena sebenarnya sibuk bukanlah alasan untuk meninggalkan hal yang kita sukai. Kesalahan memang datang dari diri saya sendiri, karena terlalu asyik dengan kegiatan baru, sampai-sampai meninggalkan rutinitas saya sebelumnya. Saya ingin pelan-pelan konsisten membaca lagi, supaya saya nggak cuma merasa 'lapar' waktu lihat buku-buku bagus di toko buku, tapi juga 'kenyang' karena berhasil menyantap cerita-cerita di dalamnya. Semoga nggak ada lagi alasan bagi saya untuk mengelak kali ini. :)


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar